Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa.
Lirik lagu diatas
menggambarkan dengan jelas betapa pentingnya peran seorang guru dalam kehidupan
kita. Kita bisa menulis dan membaca karena peran seorang guru. Kita
menjadi pandai dan mengenal berbagai macam ilmu juga dari seorang guru.
Dengan demikian seorang guru bisa disebut pahlawan pendidikan, seorang pahlawan
tanpa tanda jasa yang kerap kali dikesampingkan dan tidak dihargai jasanya. Menjadi guru merupakan profesi yang
luar biasa. Mengapa? Karena pasti dia dituntut untuk sabar. Setidaknya itulah
modal untuk mengambil hati anak didiknya. Selain itu, pintar. Sepertinya kata
itu selalu melekat pada sosok guru. Sebuah cambukan yang seharusnya membuat
para guru semakin giat belajar agar kualitas didikannya semakin meningkat.
Guru ibarat orang tua kedua bagi
peserta didiknya. Orang yang sudah seharusnya menjaga dan menyayangi
sebagaimana orang tua mereka di rumah. Memberi perhatian, mengajarkan sopan
santun, budi pekerti yang baik, sekaligus mengajarkan berbagai disiplin ilmu
yang berguna bagi masa depannya kelak. Semua sikap guru selalu menjadi panutan.
Role model yang sempurna. Segala
pencitraan pada dirinya akan dikenang oleh semua anak didiknya. Sungguh,
kebanyakan para guru lupa akan murid-muridnya, namun seorang murid tak dapat
begitu saja melupakan gurunya. Apalagi jika beliau adalah guru yang killer, suka memberi ulangan dadakan,
atau karena beliau orang yang sabar, cara mengajarnya nyaman, humoris, dan
sebagainya.
Guru seperti apa
yang disukai oleh muridnya?
Tipe dan cara
guru dalam mendidik muridnya tiap orang tidak sama, ini adalah beberapa
diantaranya:
a.
Guru yang otoriter
Guru ini dalam
mengajar sangat disiplin bahkan cenderung galak. Murid yang lalai mengerjakan
pr ataupun yang nilai pelajarannya jelek akan dikenakan sanksi. Biasanya banyak
memberikan tugas sekolah ataupun tugas rumah untuk dikerjakan.
b.
Guru yang santai
Guru ini
cenderung santai dalam mengajar dan tidak terlalu banyak memberikan tugas
sekolah maupun tugas rumah untuk dikerjakan. Guru seperti ini biasanya juga
lebih bisa memahami murid dan tidak terlalu memberikan hukuman jika murid lalai
mengerjakan pr ataupun nilainya jelek dalam pelajaran.
c.
Guru yang senang bercerita
Guru ini senang
bercerita dalam menyampaikan pelajarannya, senang bergurau dan bercanda dengan
muridnya.
Nah, sekarang
pertanyaannya adalah, guru seperti apa yang disukai oleh muridnya? Jawaban sang
murid pasti berbeda-beda, tidak ada yang sama. Tapi sebagian besar tidak
menyukai guru yang terlalu disiplin dan lebih cenderung memilih guru yang
bertipe santai. Mungkin kalau pertanyaan itu ditujukan kepadaku saat aku
masih sekolah dulu, aku pun akan memilih guru dengan tipe santai, tapi sekarang
saat aku sudah menjadi orang tua, aku
pasti berpikir lain.
Kalau ditelaah
lebih lanjut , tiap tipe dari guru itu ada kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Seorang guru yang otoriter kadang diperlukan juga untuk
meningkatkan disiplin tiap murid. Bayangkan jika tidak ada kedisiplinan, semua
murid selalu datang terlambat, banyak murid yang tidak mengerjakan pr, ulangan
selalu menyontek, akan jadi seperti apakah murid itu?
Terkadang
kedisiplinan bisa melatih seseorang untuk lebih rajin dan lebih disiplin bukan
hanya dalam mengerjakan pr atau belajar, melainkan juga disiplin dalam berbagai
hal dalam kehidupan ini.
Dalam saat-saat menjelang ujian murid juga akan sangat terbantu karena banyaknya pr atau soal yang diberikan, otomatis murid juga terbiasa belajar dan mengerjakan soal, sehingga akan lebih siap dalam menghadapi ujian. Sayangnya guru ini terkesan galak dan mudah memberikan hukuman bagi yang melanggar perintahnya.
Dalam saat-saat menjelang ujian murid juga akan sangat terbantu karena banyaknya pr atau soal yang diberikan, otomatis murid juga terbiasa belajar dan mengerjakan soal, sehingga akan lebih siap dalam menghadapi ujian. Sayangnya guru ini terkesan galak dan mudah memberikan hukuman bagi yang melanggar perintahnya.
Guru yang
cenderung santai menurut pengamatanku, akan santai juga dalam memberikan
pelajaran kepada muridnya. Memang murid senang karena pr yang diberikan
tidak banyak, tetapi pada akhirnya murid akan terkena imbasnya sendiri. Yang
semestinya materi pelajaran sudah sampai di bab 2, akan tetapi karena cenderung
santai, materi baru bab 1. Saat menghadapi ujian, murid bisa tidak siap karena
tidak terbiasa berlatih mengerjakan soal-soal.
Alangkah sempurnanya
jika ada seorang guru yang bisa menggabungkan semua tipe tersebut. Seorang guru
yang mengerti situasi dan kondisi murid-muridnya, seorang guru yang mengerti
situasi dan kondisi kelasnya. Dalam menyampaikan pelajaran tidak berbelit-belit
sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh muridnya. Terkadang disampaikan
dalam bentuk cerita agar ilmu yang disampaikan lebih teringat dengan jelas dan
tidak mudah terlupa. Terkadang melemparkan candaan agar suasana kelas tidak
tegang dan jenuh. Akan tetapi ada saat –saat dimana guru ini juga menerapkan
kedisiplinan kepada muridnya, misalkan saat ulangan atau ujian berlangsung
sehingga tidak ada murid yang menyontek , jadi betul-betul murni pekerjaannya
sendiri. Betul-betul mengajar dengan hati yang tulus, memberikan materi sesuai
kurikulum pendidikan, memberikan soal2 yang dibutuhkan murid, berusaha memahami
murid tiap personalnya sebagai pribadi yang unik dan berkarakter yang berbeda.
Guru dulu dan
kini
Guru jaman dulu dan kini sudah
cenderung berbeda. Kalau dulu, murid kurang berkomunikasi dengan guru kecuali
saat pelajaran. Murid cenderung takut dan sungkan untuk berakrab ria dengan
sang guru. Jika ada yang pergi ke rumah gurunya, tudingan “menyogok guru” akan
diarahkan kepadanya. Komunikasi antara murid dan guru terbatas hanya di sekolah
saja.
Guru sekarang
lebih modern, senang bercanda dengan muridnya, sehingga tercipta keakraban
antara guru dan murid, guru bisa sebagai sahabat juga, meskipun demikian murid
tetaplah hormat dan sopan kepada guru. Di jaman modern ini, guru juga sudah
banyak yang memakai hp sehingga komunikasi antara murid dan guru berlangsung
lebih baik lagi. Jika ada yang tidak dimengerti murid sehubungan dengan
pelajaran, ataupun jika ingin bertanya tentang tugas yang diberikan, murid bisa
langsung menelpon gurunya. Dalam rapat orang tua di sekolah anakku , hal
ini sudah dijelaskan di awal. Nomor telepon guru-guru di sekolah pun sudah
dicantumkan di buku sekolah tahunan sehingga diharapkan adanya komunikasi
antara guru-sekolah-murid- dan orang tua murid. Nomor guru ini sangat membantu
sekali jika ada kejadian khusus, misal anak mendadak sakit dan orang tua tidak
bisa mengirim surat ke sekolah saat itu, tinggal telepon guru wali kelas saja
untuk pemberitahuan sementara.
Selain itu dengan banyaknya social media di jaman internet sekarang ini, murid bisa lebih leluasa berkomunikasi dengan guru. Contohnya jejaring social media Facebook yang sedang ngetren sekarang ini, murid bisa berteman dengan guru-gurunya di Facebook, bisa saling berkomentar dan bisa saling berkomunikasi lewat chatting. Hubungan guru dan murid sekarang tidak terbatas di sekolah saja. Ini adalah kenanganku bersama guru matematikaku saat aku masih di PG TK, SD, SMP, SMK BINA INSAN MANDIRI
Selain itu dengan banyaknya social media di jaman internet sekarang ini, murid bisa lebih leluasa berkomunikasi dengan guru. Contohnya jejaring social media Facebook yang sedang ngetren sekarang ini, murid bisa berteman dengan guru-gurunya di Facebook, bisa saling berkomentar dan bisa saling berkomunikasi lewat chatting. Hubungan guru dan murid sekarang tidak terbatas di sekolah saja. Ini adalah kenanganku bersama guru matematikaku saat aku masih di PG TK, SD, SMP, SMK BINA INSAN MANDIRI
Tidak ada yang
namanya mantan Guru
Saat perpisahan bulan lalu, kami menerima buku kenangan dari sekolah. Didalamnya berisi data-data semua guru di sekolah beserta data-data semua murid. Disitu masing-masing guru wali kelas juga memberikan pesan-pesan terakhirnya buat para murid yang akan melanjutkan pendidikan atau pun yang hendak meniti karir. Aku juga melihat dan membaca pesan dari guru-guru yang ada dalam buku kenangan itu, ah seakan terbayang kembali saat-saat dimana aku dulu masih bersekolah di sekolah dasar dan mengalami juga perpisahan bersama para guru tercinta. Seakan semua pesan itu ditujukan kembali kepadaku, ada rasa haru di dada ini membaca semua pesan tersebut. Tak mungkin aku menuliskan semua pesan dari para guru itu disini (karena panjangnya), tapi yang pasti semua pesan itu begitu indah dan begitu berharga buat langkah kehidupan muridnya di masa depan.
Ini adalah sebagian pesan guru yang begitu menyentuh hatiku:
Ada pertemuan
pasti ada pula perpisahan. Kita tak bisa melawan waktu, biarlah waktu itu
berlalu seiring dengan doa bapak dan ibu guru semua , semoga kalian menjadi
orang yang berguna bagi sesama, nusa dan bangsa .
Mantan pacar boleh ada, tapi tidak ada yang namanya mantan teman, bekas teman, apalagi mantan dan bekas guru. Selamat berjuang anak-anakku … jangan pernah mengenal kata putus asa ..
Tetapkan hati kalian dalam kejujuran dan kebenaran, niscaya kalian akan menjadi orang-orang yang sukses dan berhasil di masa depan. Semoga Tuhan mempertemukan kita kembali di masa yang akan datang ..
Ya, tidak ada yang namanya bekas atau mantan guru, karena mereka akan selamanya menjadi guru kita, para pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mengabdikan diri mendidik kita dan selalu mendoakan kita untuk menjadi orang sukses di masa depan ...
Terima kasih,
guruku …
Akhirnya, tak ada kata yang bisa
kuucapkan buat para guru di negara kita tercinta ini khususnya GURU PG-TK-SD-SMP-SMK BINA INSAN MANDIRI Jakarta, selain kata “terima
kasih”. Tak ada yang bisa kuberikan, karena materi berapapun jumlahnya, tak
akan bisa membalas jasa tulus para guru ini. Hanya lantunan doa yang bisa
kupanjatkan buat para pahlawan tanpa tanda jasa di negeri kita tercinta ini …
"Terima kasih, semua guruku tercinta ... "